Senin, 02 November 2015

metode turunnya wahyu

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ، قَالَ: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ المُؤْمِنِينَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، أَنَّ الحَارِثَ بْنَ هِشَامٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، كَيْفَ يَأْتِيكَ الوَحْيُ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَحْيَانًا يَأْتِينِي مِثْلَ صَلْصَلَةِ الجَرَسِ، وَهُوَ أَشَدُّهُ عَلَيَّ، فَيُفْصَمُ عَنِّي وَقَدْ وَعَيْتُ عَنْهُ مَا قَالَ، وَأَحْيَانًا يَتَمَثَّلُ لِيَ المَلَكُ رَجُلًا فَيُكَلِّمُنِي فَأَعِي مَا يَقُولُ»  قَالَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا: وَلَقَدْ رَأَيْتُهُ يَنْزِلُ عَلَيْهِ الوَحْيُ فِي اليَوْمِ الشَّدِيدِ البَرْدِ، فَيَفْصِمُ عَنْهُ وَإِنَّ جَبِينَهُ لَيَتَفَصَّدُ عَرَقًا

Al-Bukhari berkata : Abdullah bin Yusuf telah menyampaikan kepada kami, ia berkata : Malik telah mengabarkan kepada kami, dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dari Aisyah Ummul Mukminin Radhiyallahu’anha bahwa al-Harits bin Hisyam Radhiyallahu’anhu bertanya kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam : “Wahai Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam, bagaimana cara wahyu turun kepadaku?”
Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda menjawab : “Wahyu datang kepadaku terkadang seperti suara gemerincing (dentingan) lonceng dan cara ini yang paling berat buat ku. Lalu terhenti sehingga aku memahami apa yang disampaikan. Terkadang berupa malaikat yang datang menyerupai seorang laki – laki lalu berbicara kepada ku yang kemudian aku memahami apa yang diucapkan nya.”
Aisyah Radhiyallahu’anha : “Sungguh, pada suatu hari yang sangat dingin aku pernah melihat wahyu diturunka kepada beliau, lalu terhenti. Saat itu aku melihat dahi beliau bercucuran keringat.”
“Dinuqil dari Maktabah syamila”
PELAJARAN DARI HADITS :
Hadits ini menjadi dalil bahwa wahyu al-Qur’an itu turun dengan bermacam – macam jenisnya semua nya melalui perantara Malaikat Jibril Alaihissalam.
Hadits ini menjadi dalil bahwa wahyu itu seluruhnya berat bagi Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam dan beliau menderita karena beratnya wahyu yang diturunkan kepada beliau.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman :
إِنَّا سَنُلْقِي عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيلًا
"Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat." [Al-Qur'an Surat Al-Muzzammil ayat 5]Hadits ini juga terkandung pelajaran bahwa ada dua cara penurunan wahyu :
a. Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam mendengar wahyu itu seperti suara dentingan lonceng kemudian wahyu diturunkan kepadanya. Ini adalah cara yang paling berat turun nya wahyu.
b. Malaikat menjelma (berubah bentuk) menjadi seorang laki – laki dari kalangan manusia, lalu berbicara kepada beliau setelah itu beliau menghafal apa yang disampaikan nya. Ini adalah cara yang lebih ringan turun nya wahyu kepada Beliau, sebab kondisinya seperti pembicaraan biasa.
Hadits ini juga memberikan hikmah dibalik beratnya kondisi yang Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam hadapi ketika menerima wahyu yakni bertambah nya kedekatan beliau kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dan ketinggian derajat beliau disisi Allah Subhanahu wa ta’ala.
Hadits ini juga memberikan pelajaran bahwa Al-Qur’an itu adalah benar – benar dari Allah Subhanahu wa ta’ala, bukan perkataan manusia. Karena jika wahyu al-Qur’an ini perkataan manusia, cara penyampaian nya tidak mungkin seberat apa yang Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam rasakan ketika menerima wahyu.
Hadits ini juga memberikan pelajaran bahwa Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wa sallam adalah benar – benar seorang Nabi dan Rasul Allah.
Hadits ini juga menjadi dalil bahwa Malaikat bisa merubah bentuk menjadi manusia, atas izin Allah Subhanahu wa ta’ala.

Hadits ini juga mengandung pelajaran bahwa bertanya tentang kaifiyat atau cara sesuatu untuk lebih menambah kemantapan hati dan iman tidaklah menodai keyakinan (iman).
 Hadits ini juga mengandung pelajaran bahwa menanyakan keadaan para Nabi dalam menerima wahyu atau tentang masalah lain nya, hukum asalnya itu dibolehkan.
Hadits ini juga mengandung pelajaran bahwa jika suatu masalah yang ditanyakan membutuhkan jawaban secara terperinci menjadi beberapa bagian, maka pada awal jawaban nya hendaklah si penjelas (penjawab) mengisyaratkan adanya perincian dalam masalah tersebut.

Hadits ini juga mengandung pelajaran bahwa jika seseorang mengabarkan tentang suatu berita yang besar kepada manusia, hendaklah dia menguatkan berita agar orang lebih yakin terhadapnya seperti menyampaikan pengalaman nya terhadap berita tersebut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Proposal Bakti Sosial Pengadaan Mobil Layanan Kesehatan

      PROPOSAL BAKTI SOSIAL PENGADAAN MOBIL LAYANAN KESEHATAN RANTING NU SUMINGKIR TAHUN 2022/2023       ...