Senin, 27 April 2015

Sistematika kitab sorogan

Mengungkap Hirarki  Kitab Sorogan
Di PP. al ihya ‘ulumaddin
“By: al faqir ila rohmatillah_ hilal musholi”

Sorogan merupakan salah satu bentuk ngaji atau belajar yang wajib diikuti oleh semua santri pondok pesantren al Ihya’ulumaddin tanpa terkecuali. Sementara itu kata sorogan berpangkal dari kata sorog yang berarti menyodorkan dan mendapat akhiran “an”. Yaitu penagajian dengan cara santri menyodorkan kitab yang akan dikaji kepada guru atau ustadnya minta untuk dibacakan oleh unstadnya, kemudian secara individu santri membaca kitab tersebut sesuai dengan bacaan unstadnya.
Menurut beberapa sumber cerita demi cerita yang penulis peroleh, idealnya pengajian kitab sorogan ditempuh dengan waktu tiga tahun (begiti pula yang termaktub dalam buku agena santri) dengan jumlah kitab yang harus dikaji sekitar sebelas (11) kitab. Artinya dalam seitap satu tahunnya paling tidak santri harus menghatamkan tiga macam kitab. Bukan persoalan yang tidak mungkin digapai memang bagi santri yang sudah menghiasi diri dengan kemampuan gramatikal arab. Akan tetapi bagi santri baru agaknya kesulitan bila harus menghatamkan 3 kitab dalam satu tahunnya. Terlepas dari permasalahan tersebut sesulit apapun problematika pasti ada sulusinya.
Pengajian kitab sorogan bertujuan agar santri mampu membaca kitab kuning dengan benar sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa arab, mengafal atau memperbayak kosa kata, memahami isi kitab serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, selain itu diharapkan santri juga tidak canggung dalam menghadapi problematika yang berkembang dimasyarakat. Namun ada dimensi lain yang dalam pandangan penulis belum pernah tersentuh yaitu ada apa dibalik runtutan sederet kitab-kitab tersebut, dimulai dari kitab bajuri sanusiah samapai penghujung kitab sorogan yakni kitab fathul qoriibil mujiib. Kenapa urutan kitab sorogan adalah bajuri sanisiah, safinatunnajah, qotrul ghoist, durorul bahiyah, tijan duror, sulamunnnajat, sulam attufiq, bidayatul hidayah, at taqrib, ta’limul muta’allim, dan yang terakhir fathul qoriibil mujiib. Maka dari itu pada kesempatan ini penulis mencoba menorehkan argumentsi tentang hal tersebut. Dalam hal ini penting agar menjadi bahan koreksi dan analisis kritis terhadap sistematisasi input keilmuan pada diri masing-masing pribadi.
Kita mulai dari the first of kitab “bajuri sanusiah” buah karya syeh ibrohim as sanusi. Pertanyaan besar menimpa dalam diri penulis, “kenapa kitab yang pertama adalah kitab bajuri sanusiah bukan kitab yang lain?”. Telusur demi telusur dilakukan dalam rangka menjawab yang mengganjal di hati ini. Hingga akhirnya menemukan sebuah jawaban bahwa kenapa kitab bajuri sanusiah adalah secara materi kitab ini mengkaji tentang ilmu teologi atau ketuhanan, didalamnya dijelaskan sifat-sifat wajib, mustahil, dan jaiz bagi Allah beserta dalil-dalilnya. Materi ini disajikan dalam bentuk tesis anti tesis yang begitu memanjakan pembacanya serta mudah untuk dipahami. Pada sudut lain secara syar’i setiap orang mukalaf wajib menetahui tentang itu guna menguatkan i’tiqodnya terhadap Tuhan Yang Maha Esa Allah ‘Azza Wajalla. Dari sisi ini dapat ditarik kesimpulan bahwa kitab bajuri sanusiah sebagai basic atau pondasi awal penguatan keimanan kepada Allah SWT. Sebagai wujud dari persaksian laa illa ha illalloh karena iman kita tidak mungkin akan kuat katakanlah sekuat baja sebelum kita mengatahui siapa itu allah, apa sifat-sifatnya, bagaimana kinerjanya dan lain sebagainya. Inilah salah satu alasan kenapa kitab ini menempati prioritas urutan pertama dalam kitab sorogan.
Kitab safinatunnajah karya syeh salim ibnu samir alhadlromiyi ditempatkan pada urutan kedua karena secara umum kitab ini mengkaji tentang ushuluddin dan fiqih. Ini berarti masih memiliki relasi dengan kitab yang pertama (bajuri sanusiah). Kita gambarkan antar keimanan dengan agama merupakan suatu yang tidak bisa dipisahkan karena bentuk iman mengiterpretasikan agama, agama mengatur tatanan kehidupan kemasyarakatan. Bila dirasionalkan kitab yang pertama menjelaskan penguatan keimanan maka tepat sekali yang dikaji setelahnya kitab safinah dengan alasan ketika keimanan sudah kokoh kemudian dilanjutkan dengan pengetahuan tentang ushuluddin dan fiqih sebagaimana kita tahu bahwa dalam fiqih ada dimensi ubudiyah serta kaifiyah-kaifiyahnya maka ini adalah bentuk pengabdian kita terhadap allah SWT. Sedang ushuluddin merupakan pokok dasar agama. Jadi ketika iman telah kokoh maka tahapan selanjutnya adalah kosekuensi dari iman tersebut hendaknya diwujudkan sesuai dengan koridor-koridor ushulluddin dan fiqh.
            Kitab qotrul ghoist karya syeh muhammad nawawi al jawi, kitab ini mensyarahi kitab masail karya as syeh al imam abi laist. Kitab tersebut menjelaskan rukun iman dan kaifiyah-kaifiyahnya. Disajikan dalam bentuk masail dan jawaban-jawaban fungsinya adalah untuk mengcounter terhadap ussuludin atau keyakinan yang bersifat kasap mata sekaligus sebagai hujjah terhadap mereka yang tidak percaya akan adanya itu. Kenapa dikatakan sebagai hujjah, karena didalamnya dijelaskan bagaimana caranya iman kepada allah, iman kepada malaikatnya, iman kepada rosul, iman kepada kitab, iman kepada qodlo dan qodar, dan iman kepada hari akhir. Inilah sekiranya statemen kenapa kenapa kitab qotrul goist menempati urutan ketiga.
            Kitab durorul bahiyah, ditulis oleh Sayid abi Bakar ibnu Sayid Muhammad Syatho  Adimyati dengan konten materi terfokus pada apa kewajiban  seorang mukallaf ditinjau dari ilmu-ilmu syar’iyyah. Baik yang bersifat pribadi dalam artian dilaksanakan oleh diri sendiri, maupun yang dilaksanakan bersama-sama dengan orang disekitarnya. Akan teTapi kitab ini tetap menekankan pada nilai fiqih ubudiyahnya. Hal ini merupakan salah satu bentuk pendalaman dan penguatan dari apa yang sudah dilandaskan oleh kitab-kitab sebelumnya karena didalamnya dijelaskan ahkamu syar’iyah, tendensi terpenting dalam iman serta ubudiyah.
            Kitab tijanud durori karya dari as syeh muhammad nawai al jawi, merupakan syarah dari kitab Risalah fiettauhid karya syeh  ibrohim al bajury.  Melihat konten materinya yaitu tenteng tahid maka kitab ini merupakan kelanjutan dari kitab yang pertama dan yang ketiga, Cuma bedanya kitab tijan ini pembahasannya lebih spesifik pada sifat wajib, mustahil, dan jaiz bagi allah SWT. beserta dengan dalil atau bukti dari sifat-sifat tersebut. Menujukan bahwa persoalan keimanan pada tingkat ini buka bukan hanya sekedar i’tikod atau batiniah, mengetahui kaifiyahnya saja akan tetapi kita juga mengetahui bukti-bukti konkrit atas apa yang kita imani.
            Dengan demikian dapat ditarik sebuah pemahaman dari rentetan kempat yang pertama ini lebih memfokuskan pada hakekat keimanan yang kemudian dimanifestasikan dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk riil ibadah. Maka setelah pondasi keimanan ini kukuh kitab selanjutnya akan lebih spesifik pada bagaimana mengapai keslamatan, mendapatkan pertolongan, bercinta dengan sang holik bahkan fiqihnyapun akan menjadi fiqih yang tasawuf ala kaum suni (ahlu sunnah wal jama’ah). Kita lihat saja kitab sullamunnjat karya syeh nawawi bin umar al bantani yang mnsyarahi kitab safinnatusholah karyasayid abdulloh bin umar bin yahya al hudlorimi. Kitab ini spesifik membahas tentang sholat berserta dayang-dayangnya (syarat, rukun, dan da’a pada setiap gerakannya) kalu tadi diatas kita tahu bahwa pembahasan saholat dalam kitab sebelumnya secara detail, nah disinilah dikupas tuntas tentang sholat. Yang mana sholat merupkan salah satu cara kita berkomunikasi denganNya.
            Selanjutnya kitab sullamut taufiq karya syheh muhammad nawawi. Isi materi meninitik berat kan bagimana mahabbah pada sang holik dan sebaliknya. Secara umum kitab ini mengajarkan kita untuk mawas diri dari belenggu sifat tercela yang dapat menghalangi tingkat ketercapaian ibadah kepada allah SWT. Dan merusak hal terpenting dari iman yang telah kita pupuk semenjak usia dini. Disini sudah diwarnai ibadah yang bukan sekedar ibadah akan tetapi yang murni karena allah bukan karena yang lain. Sekaligus dalam kitab ini sudah didasari nilai-tasawuf. Kemudian disambung dengan kitab bidayatul hidayah karya hujjatul islam abu hamid muhammad bin muhammad bin muhammad al ghozali. Didalamnya diterangkan bagaimana kita bersosialisasi dengan Allah. Pantas lah kitab ini dimasukkan dalam urutan kitab yang kesekian karena boleh dikatakan kitab ini memang ajangnya evaluasi diri ternadap ibadah yang kita lakukan mulai dari bangun pagi sampai tidur lagi, Apakah dalam sederet aktifitas kita suadah benar sesuai dengan tuntunan agama.
            Kemudian setelah hal terpenting dari iman katakanlah telah selesai berserta pendalamannya, dan kita tahu bahwa setiap perbuatan atau tingkah laku manusia pasti tuntunan yang jelas dari agama maka kiranya kita tahu tentang hal ini. Dari awal kita telah didasari tentang fikih. Maka sebagai pembuka sebelum kita merangka ke fikih dalam tingkat yang lebih tinggi, kita perlu kita mengakaji pembahasan fikih secara global yang termaktub dalam kitab taqrib karya syeh ahmad ibnu husain.
            Kitab ta’limul muta’allim ditulis oleh syeh zarnuji. Secara umum Menrangkan tentang adab dalam belajar mengajar. Kenapa kitab ini ditempatkan pada kedua kitab menjelang akhir?, meminjam sebuah maqolah “tiada hal yang lebih utama setelah melaksanakan beberapa ibadah fardu kecuali mencari ilmu”. Maka dari itu penting kita mempelajari kitab ini agar dalam belajar kita menjadi terarah dengan benar dan menggapai ilmu yang bermanfaat dan berkah. Didalamnya bukan hanya sekedar membahas tentang adab tetapi terkandung juga motivasi untuk selalu berkarya, memperbaiki diri, guna meraih insan yang berakhlakul karimah. Kaitan nya dengan tata urutan kitab sorogan adalah kalau dalam kitab bidayatul hidayah dijelaskan bagaimana bersosialisai dengan allah maka dalam kitab ta’lim adalah sosialisasi pada sesama. Bahwa dalam sosialisasi dengan sesama dalam hal ini adalah belajar membutuhkan kerangka atau format yang tepat.

            Dan yang terakhir adalah kitab fathul qoriibil mujiib karya syeh symsudin abu ‘abdillah muhammad bin qosim assyafi’i, merupakan syarah dari kitab tqrib. Dalam kitab ini dijelaskan secara detail persoalan-persaoalan fiqih. Sebagai pelengkap dari kitab kitab fiqih sebelunya. Ini lah sekiranya kenapa kitab ini ditempatkan diakhir karena sifatnya adalah pendalaman. Sebagaimana telah menjadi rahasia umum bahwa masalah selalu up to date kapanpun dan dimanapun maka inilah pentingnya kita mempelajari kitab ini agar kita terjerumus dalam jurang keharaman. Karena diawal memang kita telah diwanti-wanti kitab yang serat akan makna tasawauf.

Jumat, 24 April 2015

Islamic New Year Reflection



Islamic New Year Reflection

Islamic New Year is the year of the Hijra. NAME Hijri as calculated from the migration of the Prophet TO madinah. Many people or even great scholars among Nahdliyin interpret the meaning of the problems does move. Some argue that the move essentially meaning is to move from a state other kekeadaan better. Adapa also that the move should be done dlohir and mind. All that can be justified by argumentatisi that leads towards the truth and we all believed were correct. This is a scientific truth that the correspondence between the statement with the reality that he in fact. Thus we should reflect on the success of the migration of the Prophet and their history umtnya. All of it is a picture of ata understanding of how or where the terms of lita looked much more we look at the history of historical events from different viewpoints will be able to take the essence of the difference anyway.
At the core of the Prophet Muhammad along with his people successfully migrated from Mecca adinah camp. But behind this move suskesnya sometimes we wonder what there is one factor behind the success of the migration of the Prophet. Prophet Muhammad was then we all know that he is an apostle of Allah and the prophet also ahirul annbiya ', in addition to that he is also a leader for his people. On the side of the prophet Muhammad as a leader of this we would need to look in the mirror a lot to him. The term leader must be led, then there is a problem that needs to be solved from seheletan issues that arise. Especially when the new religion of Muhammad as a carrier yukni Islamic religion which ya'lu walaa yu'la 'alihi.
The success of the prophet and his followers migrated bring kemadinah not be separated from the main core management applied by Beliu. The essence of the management of the language is now commonly known as POAK (planning, organizing, aktuAlition, and kontroling).
Prophet of learning based on experience less successful in pertamyanya kehabasyah move. HE increasingly hawatir for the safety of his people then Beliu plan the next move is to move TO Madinah al Munawaroh. This is the aspect of planning Beliu that the prophet has big plans for his people perkembanyan. Then Beliu determine and put people who must move first kemadinah. As it is written in the historical literature that Umar ibn Khottoblah friend who bravely fortify Muslims who migrated kemadianah. These events prove bawaha prophet also mempu mengorganising and actualize what the idea Beliu. As the leader who prefers salvation umuatnya Beliu stand by Ali did move bekangan while monitoring the situation and circumstances in the future. Until one when the prophet together sahabt Ali terkempung in a home until late at night. To memmbebaskan themselves from the siege of the Quraysh pagans Prophet was preparing a rancana that later when the They already dissolved in sleep the companions of Ali. RA mengganTIkan beliou his position, SO disbelievers assume that the prophet was still asleep when the bed is a friend of Ali. Eventually, with the maturity of the application of management principles HIS, the prophet managed to escape without leaving significant problems.
 Allah Maasya incredible what has been exemplified by the great teachers of our Prophet Muhammad. And perhaps it is this which is less exposed or published so far, so a bit lame in the mirror of a series of historical events.
When digested with the basic question of why made Hijra calendar of course we will be able to learn valuable lessons from Herein. Historically reviewed before Hijra calendar has no prior existing AD calendar that calculation using earth orbit around the sun or frequent desebut with the solar calendar. But friends umar bin khotob proposed for the formation of the Hijra calendar, this calendar is calculated from the migration of the Prophet kemadinah. Hijra calendar or lunar calendar system is the determination of the initial and final calculation using the lunar month around the earth. The calendar is considered very suitable because according to qonun-qonun Shar'ie such initial determination by looking Hilal Ramadan fasting, as well as the determination of the end of the month of Ramadan. We make people Isalam Hijri calendar has facilitated the implementation of ritual worship. Why is that, as we know it is not fitting to the Gregorian calendar used by Muslims all over the world. Try it if taggal Ramadan falls on July taggal one, certainly every year we are fasting in the dry season. In contrast to the one specified Ramadan with Hijra calendar sometimes we fast during the rainy season, sometimes musing dry, sometimes even between the two seasons.
From the story above also shows that religion is full of history, have much to teach us the importance of management. With the establishment we were able memplanning Hijra calendar, organizing, aktualiting, and kontroling against our religious ritual in accordance with the provisions syar'i.
In addition, we also should be able mengiterpetasikan and implement and reduce the management values ​​in kuntruksi any organization, company, association, or boarding though, because without the application of basic management principles will then keberjalannyapun (shambles = Java) is not clear, running without any clear direction and purpose. Here it seems important for us to keep learning in history and never was satisfied with the words of others before we mngkaji authentic history and depth to discover new things from this incident. Do Bagga against the Islamic state before the love of the history of Islam. So ... let's vying love history to strengthen our faith.

SILABUS NAHWU

STANDAR ACUAN TAKTIS
TAKROR NAHWU KELAS 1 ULA DOK-TREN AL IHYA’ULUMADDIN

NO
PERTEMUAN KE-
KOMPETENSI YANG HARUS DIKUASAI
INDIKATOR
METODE PEMYAMPAIAN
1.
I
(satu X pertemuan)
ð Sejarah ilmu Nahwu (latar belakang dan pengarang)
ð Ta’rif ilmu Nahwu  dan ruang lingkup/obyek pembahasan
ð Kegunaaan mempelajari ilmu Nahwu
ü Mampu menyebutkan latar belakang adanya ilmu Nahwu dan menyebutkan pengarangnya.
ü Mampu menyebutkan/melafalkan ta’rif nahwu  (etimologi & epistemologi), ruang lingkup/obyek pembahasan Kegunaaan mempelajari ilmu Nahwu
ü Menuliskan dipapan tulis,atau mendiktekan & menjelaskan materi, Sejarah ilmu Nahwu (latar belakang dan pengarang), Ta’rif ilmu Nahwu  dan ruang lingkup/obyek pembahasan ,Kegunaaan mempelajari ilmu Nahwu
ü Setelah selesai menulis santri ditekankan untuk membaca tulisannya secara bersama-sama minimal 1 X
ü Memberi kesmpatan santri untuk berytanya
2.
II-VI
(Lima X pertemuan)
ð Ta’rif kalam
ð Macam-macam kalam/kalimat
ð Ta’rif isim, fi’il & huruf
ð Ciri-ciri isim, fi’il, & huruf
ü Mampu menyebutkan Dan hafal arti kalam
ü Mampu menyebutkan macam-macam kalam
ü Mampu menyebutkan Dan hafal arti kalimah fi’il. Isim, dan huruf
ü Mampu menyebutkan Dan hafal ciri-ciri fi’il, isim, dan huruf
ü Membacakan/memaknai kitab al jurumiyah ala pesantren sesuai dengan bab yang akan dibahas
ü Santri wajib ngasahi kitab Al jurumiyah
ü Menuliskan dipapan tulis,atau mendiktekan & menjelaskan materi Ta’rif kalam, Macam-macam kalam/kalimat, Ta’rif isim, fi’il & huruf Ciri-ciri isim, fi’il, & huruf
ü Setelah selesai menulis santri ditekankan untuk membaca tulisannya secara bersama-sama minimal 1 X
ü Memberi kesmpatan santri untuk berytanya
3.
VII-X
(empat kali pertemuan)
ð Ta’rif i’rob
ð Macam-macam i’rob
ð Ta’rif  i’rob rafa’, nashob, jer/khofd, jazem
ð I’rob mukhtas & ghoiru mustarok
ü Mampu menyebutkan Dan hafal arti I’rob

ü Mampu menyebutkan Dan hafal Macam-macam i’rob


ü Mampu menyebutkan Dan hafal arti I’rob rafa’, nashob, jer/khofd, jazem, I’rob mukhtas & ghoiru mukhtas

ü Membacakan/memaknai kitab al jurumiyah ala pesantren sesuai dengan bab yang akan dibahas
ü Santri wajib ngasahi kitab Al jurumiyah
ü Menuliskan dipapan tulis,atau mendiktekan & menjelaskan materi Ta’rif i’rob, Macam-macam i’rob, Ta’rif  i’rob rafa’, nashob, jer/khofd, jazem, I’rob mukhtas & ghoiru mukhtas
ü Setelah selesai menulis santri ditekankan untuk membaca tulisannya secara bersama-sama minimal 1 X
ü Memberi kesmpatan santri untuk berytanya
4.
XI-XVII
(tujuh kali pertemuan)
ð Tanda-tanda i’rob rofa
(Dlomah, wawu, alif, dan nun)
ü Mampu menyebutkan Dan hafal tanda-tanda I’rob rofa’ dan penempatanya

ü Mampu menyebutkan Dan hafal ta’rif  isim mufrod, jamak taksir dan jamak muannas salim, jamak mudhakar salim, isim tasniyah, asmaul khomsah

ü Dapat memberikan dan menunjukan contoh I’rob rofa’ dan penempatan tanda-tanda I’rob rofa’

ü Membacakan/memaknai kitab al jurumiyah ala pesantren sesuai dengan bab yang akan dibahas
ü Santri wajib ngasahi kitab Al jurumiyah
ü Menuliskan dipapan tulis,atau mendiktekan & menjelaskan materi Tanda-tanda i’rob rofa
ü Menuliskan dipapan tulis,atau mendiktekan & menjelaskan materi ta’rif  isim mufrod, jamak taksir dan jamak muannas salim, jamak mudhakar salim, isim tasniyah, asmaul khomsah beserta contoh-contohnya
ü Setelah selesai menulis santri ditekankan untuk membaca tulisannya secara bersama-sama minimal 1 X
ü Memberi kesmpatan santri untuk berytanya
5.
XVII-XXI
(lima kali pertemuan)
ð Tanda i’rob nashob
(fathah, alif,kasroh,  ya, mbuang nun)




ü Mampu menyebutkan Dan hafal ta’rif  I’rob nashob, tanda-tanda I’rob Nashob dan penempatanya

ü Mampu menyebutkan Dan hafal ta’rif  Syai’


ü Dapat memberikan dan menunjukan contoh I’rob nashob dan penempatan tanda-tanda I’rob nashob





ü Membacakan/memaknai kitab al jurumiyah ala pesantren sesuai dengan bab yang akan dibahas
ü Santri wajib ngasahi kitab Al jurumiyah
ü Menuliskan dipapan tulis,atau mendiktekan & menjelaskan materi Tanda-tanda i’rob Nashob dan penempatannya
ü Menuliskan dipapan tulis,atau mendiktekan & menjelaskan materi ta’rif syai’ dan contohya
ü Setelah selesai menulis santri ditekankan untuk membaca tulisannya secara bersama-sama minimal 1 X
ü Memberi kesmpatan santri untuk berytanya

6.
XXII-XXVII
(enam kali pertemuan)
ð Tanda i’rob khofd/jer
(kasroh, ya, fathah)
ð  
ü Mampu menyebutkan Dan hafal ta’rif I’rob khofd tanda-tanda I’rob Khofd/jer  dan penempatanya

ü Mampu menyebutkan Dan hafal ta’rif  isim ghoiru munshorif


ü Dapat memberikan dan menunjukan contoh I’rob khofd dan penempatan tanda-tanda I’rob khofd

ü Dapat memberikan dan menunjukan contoh I’rob khofd dan penempatan tanda-tanda I’rob khofd

ü Membacakan/memaknai kitab al jurumiyah ala pesantren sesuai dengan bab yang akan dibahas
ü Santri wajib ngasahi kitab Al jurumiyah
ü Menuliskan dipapan tulis,atau mendiktekan & menjelaskan materi ta’rif  I’rob khofd, Tanda-tanda i’rob khofd dan penempatannya
ü Menuliskan dipapan tulis,atau mendiktekan & menjelaskan materi ta’rif syai’ dan contohya
ü Setelah selesai menulis santri ditekankan untuk membaca tulisannya secara bersama-sama minimal 1 X
ü Memberi kesmpatan santri untuk berytanya
7.
XXVIII-XXX
(tiga kali pertemuan)
ð Tanda i’rob jazem (sukun & mbuang nun)
ð  
ü Mampu menyebutkan Dan hafal ta’rif I’rob khofd, tanda-tanda I’rob Jazem dan penempatanya

ü Mampu menyebutkan Dan hafal ta’rif  af’alul khomsah


ü Dapat memberikan dan menunjukan contoh I’rob jazem dan penempatan tanda-tanda I’rob jazem

ü Dapat memberikan dan menunjukan contoh I’rob jazem dan penempatan tanda-tanda I’rob jazem

ü Membacakan/memaknai kitab al jurumiyah ala pesantren sesuai dengan bab yang akan dibahas
ü Santri wajib ngasahi kitab Al jurumiyah
ü Menuliskan dipapan tulis,atau mendiktekan & menjelaskan materi ta’rif  I’rob jazem, Tanda-tanda i’rob jazem dan penempatannya
ü Menuliskan dipapan tulis,atau mendiktekan & menjelaskan materi ta’rif af’alul khomsah  dan contohya
ü Setelah selesai menulis santri ditekankan untuk membaca tulisannya secara bersama-sama minimal 1 X
ü Memberi kesmpatan santri untuk berytanya
8.
EVALUASI

Kesugihan, 29 Oktober  2014
TTD


Tim Penyusun

Proposal Bakti Sosial Pengadaan Mobil Layanan Kesehatan

      PROPOSAL BAKTI SOSIAL PENGADAAN MOBIL LAYANAN KESEHATAN RANTING NU SUMINGKIR TAHUN 2022/2023       ...