MACAM-MACAM
MASDAR
Masdar
اَلْمَصْدَرُ هُوَ الدَّالُ عَلَى الْحَدَثِ مُجَرَداً عَنِ
الزَّمَانِ مُتَضَمَناً اَحْرُفَ فِعْلِهِ
Artinya: “Masdar yaitu lafadz yang menunjukkan makna hadats
tanpa disertai zaman yang memuat semua huruf fi’ilnya.” Sedangkan yang dimaksud
hadatz ialah: الْمَعْنَى
الْقَائِمُ بِالْغَيْرِ, yaitu sesuatu yang
melekat pada perkara lain, bisa pekerjaan atau yang lain
1. Masdar marroh atau masdar
‘adad
مَصْدَرُ الْمَرَّةِ هُوَ مَا يَذْكُرُ لِبَيَانِ عَدَدِ الْفِعْلِ
Artinya: “Masdar marroh ialah kalimah (masdar) yang
menjelaskan bilangan sesuatu pekerjaan.”
Maka jika kita menghendaki ma’na marroh, kalau dari fi’il tsulasi
mujarrod maka ikut wazan wazan فَعْلَةً, contoh: ضَرَبْتُ زَيْداً ضَرْبَةً (Aku memukul zaid
dengan sekali pukulan). Kecuali jika lafadznya ada ta’ ta’nis seperti
lafadz رَحْمَةً،
نِعْمَةً, maka kalau ingin
menghendaki ma’na marroh, setelah lafadz tersebut harus menyebutkan lafadz
‘adad (bilangan), contoh: رَحَمْتُهُ رَحْمَةً
وَاحِدَةً. Jika fi’il ghoiru
tsulatsi maka lafaz masdar yang dikehendaki ma’na marroh harusnya ditambah ta’,
contoh: اَكْرَمْتُ زَيْداً
اِكْرَامَةً
2. Masdar nau’ atau masdar
haiah
مَا يَذْكُرُ لِبَيَانِ نَوْعِ الْفِعْلِ وَصِفَتِهِ
Artinya: “Masdar nau’ ialah kalimah (masdar) yang untuk menjelaskan
bentuk dan sifat dari suatu pekerjaan.”
Maka jika menghendaki ma’na tersebut, kalau dari fi’il tsulasi
mujarrod, maka ikut wazan فِعْلَةً, contoh: عَاشَ زَيْدٌ عِيْشَةً حَسَنَةً (Zaid hidup dengan kehidupan yang baik). Selanjutnya jika
dari fi’il ghoiru tsulasi maka masdarnya dengan sifat yang masdar nau’ (haiah),
contoh: اَكْرَمْتُ زَيْداً
اِكْرَاماً عَظِيْماً (Aku memuliakan
zaid dengan memuliakan yang agung).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar